This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.

Selasa, 04 April 2017

Sejarah Pagar Nusa


Sejarah Berdirinya Pencak Silat Nahdlotul Ulama PAGAR NUSA

Sejak jaman dahulu, di lingkungan Pesantren  NU, terdapat banyak sekali aliran silat; baik aliran silat yang ada di Jawa timur, Jawa barat, Jawa tengah, Banten, silat Betawi,silek Minang, silat Mandar, Silat Mataram, dan lain lain. Karena beragamnya aliran silat tersebut maka dibentuklah PAGAR NUSA sebagai wadah perkumpulan perguruan pencak silat dibawah naungan NU.
Wadah ini tetap membuka keragaman dan memberi keluasaan pada tiap-tiap perguruan untuk mengembangkan diri dan mempertahankan cirri khasnya masing-masing.Artinya walaupun ada perbedaan namun tetap satu saudara. Maka tak heran jika sekarang ini kita mengenal ada: Pagar Nusa Gasmi, Pagar Nusa Batara Perkasa, Pagar Nusa Satria Perkasa Sejati (Saperti), Pagar Nusa Nurul Huda Pertahanan Kalimah Syahadat (NH Perkasa), Pagar Nusa Cimande Kombinasi, Pagar Nusa Sakerah, Pagar Nusa Tegal Istigfar, Pagar Nusa JPC, Pagar Nusa Bintang Sembilan, Pagar Nusa Sapu Jagad, dll.



1.      Gus Maksum dan Berdirinya GASMI
Rasa keprihatinan Gus Maksum atas berkembangnya konflik dimasyarakat antara kaum muslim dan golongan komunis, mendorong beliau melakukan training-training pencak silat. Kegiatan ini dilakukan dengan harapan bisa menjadi bekal bagi masyarakat terhadap ancaman teror dari PKI yang semakin brutal.  Seiring waktu, berbagai kelompok training pencak silat tersebut disatukan dalam sebuah perguruan yang diberi nama GASMI (Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia). GASMI resmi berdiri di Pondok pesantren Lirboyo pada tanggal 11 Januari 1966.
Gasmi berdiri sebagai tandingan atas berkembangnyaLEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakyat) yang bergerak dibawah naungan PKI (Partai Komunis Indonesia).  Gus Maksum memandang ini penting karena LEKRA adalah otak dibalik setiap aksi provokasi, sabotase, teror danhal-hal yang meresahkan masyarakat lainnya. Menghadapi aksi LEKRA ini, beliau mengatakan “Ada Aksi ada Reaksi LEKRA beraksi GASMI Bereaksi, Amar ma’ruf nahi mungkar harus selalu ditegakan!”.
Bentuk-bentuk perjuangan Gasmi pada periode awal diantaranya adalah  dakwah menguasai masjid-masjid dengan latihan-latihan silat dan pengajian yang dikemas dalam latihan silat, mengadakan berbagai “Open Bar” atau “Pencak Dor”, yaitu sebuah panggung terbuka setinggi 2 meter untuk pertandingan beladiri yang melibatkan berbagai kalangan untuk bertarung secara ‘jantan dan ksatria’, maupun penanganan secara langsung terhadap “aksi sepihak” yang dilakukan oleh PKI terhadap masyarakat sipil. Baru setelah situasi keamanan mulai kondusif, pada tanggal 14 januari 1970 GASMI secara resmi didaftarkan pada Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
 Dari lahirnya GASMI inilah Gus Maksum kemudian terinspirasi untuk menyatukan berbagai macam aliran silat yang ada di NU secara lebih luas lagi. Dimulai dengan merangkul perguruan silat tradisional lokal eks. Karesidenan Kediri seperti Jiwa Suci milik pesantren Al M’aruf Bandar Lor kediri, PORSIGAL (Perguruan Olah Raga Silat Indah Garuda Loncat), sebuah perguruan silat tradisional Blitar, Asta Dahana, sebuah perguruan silat Kediri. dan beberapa perguruan silat lokal lainnya.


2.      Gagasan PAGAR NUSA
Disisi lain, pada suatu pertemuan KH. Mustofa Bisri Rembang menceritakan kepada Prof. Dr. KH. Suharbillah Surabaya tentang semakin surutnya dunia persilatan di halaman pesantren. Hal ini ditandai dengan hilangnya peran pesantren sebagai Padepokan Pencak Silat. Sejak jaman walisongo kyai-kyai pesantren adalah juga pendekar yang mengajarkan ilmu pencak silat dipesantrennya masing-masing. Namun seiring waktu, kenyataan tersebut mulai hilang. Terutama disebabkan semakin padatnya jadwal pendidikan pesantren karena orientasi penerapan standar pendidikan modern.
Padahal diluar pesantren aneka ragam perguruan silat tumbuh semakin menjamur. Mereka menggunakan pencak silat sebagai misi pengembangan agama dan kepercayaannya masing-masing. Dan perguruan-perguruan silat yang sebenarnya bersifat lokal ini, diantara mereka saling merasa paling kuat. Sehingga tak jarang terjadi bentrokan diantara mereka. Dan yang merasa kalah kuat akhirnya berguguran dan kemudian hilang dari peredaran. Karena kenyataan tersebut, KH. Mustofa Bisri kemudian menyarankan KH. Suharbillah untuk menemui KH. Abdullah Maksum jauhari di Lirboyo Kediri untuk menggagas persoalan ini.
Kegelisahan serupa juga dirasakan oleh KH. Syansuri Badawi Tebu Ireng. Beliau menyayangkan maraknya tawuran antar pengikut perguruan silat yang meresahkan masyarakat, terutama dikawasan kabupaten Jombang dan sekitarnya. Kemudian Kyai Sansuri berinisiatif  menemui PWNU Jawa Timur yang pada waktu itu diketuai oleh KH. Hasyim Latif untuk menyampaikan masalah di masyarakat tersebut.
Selanjutnya, KH. Hasyim Latif mengutus sekretaris PWNU Jawa Timur KH. Ghofar Rahman, Ketua Lembaga Ma’arif  KH. Ahmad Buchori Susanto dan  Prof. Dr. KH Suharbillah, SH. LLT.  untuk menemui KH. Abdullah Maksum Jauhari atau yang biasa dipanggil Gus Maksum di pesantren Lirboyo Kediri. Dalam pertemuan di Lirboyo ini disepakati bahwa akan dibentuk sebuah wadah pencak silat yang menaungi seluruh aliran pencak silat dilingkungan Nahdlatul Ulama. Dan Gus Maksum yang sudah terkenal sebagai ahlinya pencak silat diminta untuk menjadi ketua umumnya nanti jika sudah terbentuk wadah tersebut.
Pertemuan berikutnya untuk menggodok konsep wadah pencak silat NU tersebut berlangsung  di Pesantren Tebu Ireng pada 12 Muharram 1406 atau bertepatan dengan 27 september 1985. Pertemuan ini dihadiri beberapa pendekar antara lain: KH. Abdullah Maksum Jauhari Lirboyo, KH. Abdurahman Ustman Jombang, KH. Muhajir Kediri, H. Athoillah Surabaya, Drs.Lamro Azhari Ponorogo, Timbul Jaya Lumajang, KH. Ahmad Buchori Susanto dan  Prof. Dr. KH Suharbillah, SH. LLT.  dan beberapa pendekar lainnya dari Cirebon, Kalimantan, Pasuruan dan Nganjuk. Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan antara lain :
a.       Fatwa Ulama KH.Syansuri Badawi bahwa,Pencak Silat Hukumnya boleh dipelajari asal dengan tujuan perjuangan.
b.      Dibentuknya suatu Ikatan bersama untuk mempersatukan berbagai aliran silat dibawah naungan NU.

3.      Berdirinya Pagar Nusa
Mengacu pada Surat Keputusan Resmi Pembentukan Tim Persiapan Pendirian Perguruan Pencak Silat NU yang disahkan pada 10 Desember 1985 dan berlaku sampai dengan tanggal 15 januari 1986, maka diadakanlah pertemuan lanjutan di pesantren Lirboyo Kediri pada tanggal 3 Januari 1986. Pertemuan itu dihadiri oleh pendekar-pendekar dari Ponorogo, Jombang, Kediri, Nganjuk, Pasuruan, Lumajang, Cirebon dan Kalimantan. Dan beberapa perwakilan  PWNU Jawa Timur diantaranya KH. Ahmad Bukhori Susanto dan Prof. Dr. KH. Suharbillah, SH. LLT. Musyawarah di Pesantren Lirboyo ini sekaligus menandai lahirnya Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa. Nama itu diciptakan oleh KH. Mujib Ridlwan dari Surabaya. KH. Mujib Ridlwan adalah putra KH. Ridlwan Abdullah pencipta lambang NU.
Sebagai embrio sebelum terbentuknya kepengurusan nasional, maka dibentuklah susunan kepengurusan Wilayah Jawa Timur sebagai berikut:
Ketua Umum                            : KH. Abdullah Maksum Jauhari
Sekretaris                                 : KH. Drs. Fuad Anwar
Ketua Harian                            : KH. Drs. Abdurrahman Ustman
Ketua I                                     : Prof. Dr. KH. Suharbillah, SH. LLT
Sekretaris I                               : Drs. H. Kuncoro
Sekretaris II                             : Lamro Azhari

4     Terbentuknya Kepengurusan Nasional
Untuk membentuk kepengurusan Pagar Nusa ditingkat nasional, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membuat surat pengantar kesediaan ditunjuk sebagai pengurus pagar nusa. Surat pengantar tersebut ditanda tangani oleh Ketua Umum PBNU KH. Abdurrahman Wahid dan Rais Aam KH. Ahmad Siddiq. Tanda tangan KH. Ahmad Siddiq ini merupakan tanda tangan terakhir beliau.  
Setelah itu, pada tahun 1989 Musyawarah Nasional I direncanakan terselenggara di Pesantren Zainul Hasan, Genggong Probolinggo. Rencana ini mengacu pada surat kesediaan ditempati yang di tanda tangani oleh KH. Saifurrizal. Rupanya tanda tangan beliau tersebut juga tanda tangan yang terakhir. Musyawarah Nasional yang akhirnya terselenggara pada 1989 diadakan MUNAS Pagar Nusa yang ke1 yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Zainul Hasan, Genggong, Kraksaan, Probolinggo. Dihadiri pendekar silat NU seluruh Nusantara, Munas itu mengangkat Langsung KH.M.Abdullah Maksum Jauhari sebagai ketua umum pertama Pagar Nusa, dan Prof.Dr. H.Suharbillah sebagai ketua Harian dan SekJen H. Kuncoro (H.Masyhur).

5.      Makna dan Peran Pagar Nusa
Pagar Nusa merupakan akronim dari Pagar NU dan Bangsa. PSNU Pagar Nusa adalah satu – satunya wadah yang sah bagi organisasi pencak silat di lingkungan Nahdlatul Ulama’ berdasarkan keputusan Muktamar. Organisasi ini berstatus lembaga milik Nahdlatul Ulama’ yang penyelenggaraan dan pertanggungjawabannya sama sebagaimana lembaga-lembaga NU lainnya. Status resmi kelembagaan inilah yang menjadikan Pagar Nusa wajib dilestarikan dan dikembangkan oleh seluruh warga NU dengan mengecualikan pencak silat atau beladiri lainnya. Segala kegiatan yang berhubungan dengan pencak silat dan beladiri dengan segenap aspeknya dari fisik sampai mental, dari pendidikan sampai sistem pengamanan dan lain-lain merupakan bidang garapan bagi lembaga ini.

6.      Sikap Jati diri Pagar Nusa
Jati diri Pagar Nusa sama dengan jati diri NU itu sendiri, yaitu: 1.  Ukhuwah Pagar Nusa Artinya Persaudaraan tanpa membedakan aliran dan perguruan silat di Pagar Nusa. Makanya di kenal dengan istilah “Bhineka Tunggal Ika”. Biarpun berbeda tapi tetap satu juga” berbeda aliran tapi tetap dalam satu ikatan pagar nusa. 2. Ukhuwah Nahdliyyah,artinya persaudaraan sesama NU yang tidak dibatasi oleh perbedaan Partai Politik dan latar belakang sosial. 3.  Ukhuwah Islamiyah, artinya persaudaraan sesama Islam tanpa dibatasi Perbedaan amaliyah seperti persaudaraan antara NU dan Muhammadiyah. 4.Ukhuwah Basyariah, artinya persaudaraan tanpa dibatasi perbedaan Kewarganegaraan atau perbedaan bangsa. 5. Ukhuwah Wathaniyah, artinya persaudaraan tanpa dibatasi Oleh perbedaan suku atau ras yaitu`”Bhineka Tunggal Ika “ biarpun berbeda tapi tetap satu, bangsa indonesia dan Mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara Indonesia . 6. Ukhuwah Insaniyah, artinya memandang semua manusia sama dihadapan Allah SWT yang membedakan hanyalah ketakwaan saja.

7.      Simbol dan Arti Lambang PAGAR NUSA

Simbol PS NU Pagar Nusa berupa: 
a.       Kurva segi lima merupakan simbolisasi dari Rukun Islam dan Pancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan:“Islam itu didirikan atas lima hal: Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan” (HR Bukhori).
b.      Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari tiga pola utama cara hidup warga Nahdlatul Ulama, yaitu: Iman, Islam, Ihsan.
c.       Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola kepemimpinan wali songo, dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan. Firman Allah SWT : “Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ; kulihat semuanya sujud kepadaku”(QS.Yusuf : 4)Bintang terbesar mengisyaratkan adanya keharusan adanya kepemimpinan dalam Islam.
d.      Gambar Cabang / Trisula terletak ditengah bola dunia bagian atas, tepat dibawah bintang terbesar, merupakan pengakuan sejarah bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama : Barang siapa memisahkan diri dari kelompoknya akan dimakan srigala.
e.       Bola Dunia tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul Ulama. yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar Istikharahnya.
f.        Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA BILLAH
Yang berarti tidak ada yang mengalahkan kecuali dengan pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa. Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi LAA GHAALIBA ILLALLAH kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan BA sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum (am) bagi segala bidang kehidupan. Sedangkan secara khusus (khos) dengan mengambil i’tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan menggunakan kalimat yang berasal dari akar kataghalaba, maka Pagar Nusa menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol tersebut.
1)      Firman Allah :
a)      Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu” ( QS. Ali Imron : 160 ).
b)      “Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata : Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah” (QS. Al-Baqarah : 249)
c)      Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang”. (QS. Al-Maa-idah : 56).
g.       Warna  Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara materiil (fisik) maupun immateriil (non fisik) dapat disimbolkan dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur, makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu dapat disimbolkan dengan warna hijau.
Warna Putih merupakan warna wajah cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat.
Warna hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. :
“Mereka itulah bagi mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah”. (QS.Kahfi : 31).
Dengan demikian kombinasi warna itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga kelak.
Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih”. ( QS Al-Insan 21). 

8.    Visi dan Misi
1)      Pagar Nusa ber-Aqidah ala Ahlussunnah wal Jama’ah dengan asas organisasi Pancasila.
2)      Pagar Nusa mengusahakan: Berlakunya Ajaran Islam berhaluan Ahlussunnah wal Jama’ah di tengah-tengah kehidupan negara kesatuan Republik Indonesia yang ber-Pancasila.
3)      Pagar Nusa mengusahakan: Pelestarian, pembinaan, dan pengembangan pencak silat baik seni, beladiri, mental spiritual, maupun olahraga / kesehatan khususnya di lingkungan NU maupun di lingkungan warga bangsa lain pada umumnya.

9.    Anggota
Keanggotaan diatur dalam Peraturan Dasar dengan kriteria mudah yaitu warga Nahdlatul Ulama’ : Mulai kanak – kanak sampai sesepuh (batasan usia). Dari yang belum mengenal pencak silat sampai yang mahir (batasan kemampuan). Sistem penjenjangan anggota dll, disesuaikan dengan kemampuan, usia, dan kebutuhan

10.     Perangkat Pagar Nusa
Disamping Struktur kepengurusan, Pagar Nusa memiliki perangkat organisasi yang dibentuk hanya ditingkat pusat sbb :
1)      Dewan Besar Guru Khos
Yaitu Ulama – Ulama Sepuh yang sangat mumpuni baik lahir maupun batin yang menjadi rujukan terakhir bagi keputusan-keputusan penting dan merupakan back up utama PSNUPagar Nusa.
Dewan Besar Guru Khos pada periode awal antara lain :
-         KH. ABDULLAH FAQIH
-         KH. HABIB JAKFAR
-         KH. ABDULLAH ABBAS
-         KH. M.A. FU’AD HASYIM
-         KH. HABIB LUTFI
-         KH. MUSLIMIN IMAM PURO
-         KH. SUFYAN
-         KH. KHOTIB UMAR
-         KH. MASDUQI MAHFUDZ
2)      Dewan Guru Khos
Dewan ini terdiri dari Ulama – Ulama Sepuh yang sangat mumpuni baik lahir maupun batin yang menjadi sumber secara langsung dalam memberi masukan bagi kemajuan dan kesuksesan LPSNU Pagar Nusa.
Dewan Guru Khos pada periode awal antara lain :
-         KH. R. KHOLIL AS’AD
-         KH. SYAIFUL ISLAM
-         KH. AGUS HALIM
-         KH. SA’DAN MAFTUCH
-         KH. ALY MASHURI
-         KH. ROFI’I
-         KH. ABDULLAH
-         KH. SU’UD IBRAHIM
-         KH. AGUS BUSTOMI
-         KH. NURKHOLIS
3)      Dewan Khos
Dewan ini merupakan motor penggerak dan dapur organisasi yang menggali, menggodok dan merumuskan segala hal yang berkaitan dengan pencak silat dan beladiri untuk kemudian disosialisasikan di tingkat kepengurusan dan operasional. Dewan ini juga merupakan back up langsung jembatan penghubung antara orang-orang khusus (khos) dengan kepengurusansecara operasional.
Dewan Khos pada periode awal antara lain :
-         PROF. DR. H. SUHAR BILLAH, SH.MBA
-         KH. IMAM FAUZI
-         DRS. H. HUSNAN SANUSI
-         DRS. SUNOTO
-         H. TIMBUL WIJAYA
-         ZAINAL SUWARI
-         KH. KHOIRUL ANAM
-         DRS. MAHSUN
-         KH. SU’UDI BAGIYONO
-         H. AFANDI MAS’UD
-         MUJAHIDIN
4)      Pasukan Khos
Adalah orang – orang khusus yang memiliki keahlian tertentu yang terjun langsung di lapangan.
5)      Pasukan Inti (PASTI)
Pasukan ini dibentuk dengan kualifikasi tertentu guna memenuhi kebutuhan dalam kaitannya dengan keorganisasian dan kemasyarakatan

Share:

Materi Pencak Silat Pagar Nusa



Materi Sambung Pencak Silat Nahdlotul Ulama

Sambung . Istilah sambung / tarung ini merupakan khas gerakan materi pokok yang harus di kuasai oleh semua santri individual Pendekar Pagar Nusa , sambung / tarung di setiap pencak silatpun pasti di ajarkan karena materi inilah yang mengidentikan pencak silat sebagai beladiri ” seni membela diri ketika ada lawan /musuh melakukan serangan” dan dimana di dalam materi sambung / tarung inilah keseluruhan materi mulai di kembangkang, jika pertama santri didik di ajarkan materi tentang dasar pukulan, tendangan , tangkisan bantingan bahkan kunci mematikan gerakan lawan dalam sekali balasan”
Berikutnya setelah berhasil menguasai semua materi itu barulah di perkenalkan tata cara sambung tarus secara teori kemudian praktek langsung di lapangan tentunya dengan kawan sebagai lawan ” tujuan hanya untuk berlatih"
Berikut dasar santri belajar sambung gaya bebas / prok:
¤ Menguasai teknik dasar menyerang
• Teknik dasar tendangan
• Teknik dasar pukulan
• Teknik dasar bantingan
• Teknik dasar memulai serangan
¤ Menguasai teknik dasar tangkisan / elakan
• Teknik dasar elakan dengan anggota badan
• Teknik dasar tangkisan tangan
• Teknik dasar tangkisa kaki
¤ Menguasai teknik dasar bantingan
• Teknik dasar membanting
¤ Menguasai teknik dasar jatuhan ( meminimalis rasa sakit ketika jatuh )
• Teknik dasar Jatuhan depan dan belakang
¤ Menguasai teknik Menyerang dari posisi jatuh
• Teknik kip
• Teknik srok
¤ Menguasai teknik kombinasi serangan
• Teknik serangan kombinasi gerak mematikan
• Teknik serangan kombinasi tangkisan
• Teknik serangan kombinasi patahan
• Teknik serangan kombinasi bantingan
¤ Menguasai teknik kombinasi tangkisan
• Teknik tangkisan kombinasi serangan
• Teknik tangkisan kombinasi patahan
• Teknik tangkisan kombinasi gerkakan kunci mati
• Teknik tangkisan kombinasi bantingan
Catatan:
dari semua materi diatas selain mampu menguasai materi fisik perlu di ingat , yang paling di utamakan adalah mampu menguasai teknik dengan baik , menguasa diri sendiri dan pernafasan ini sangat berpengaruh untuk menentukan sebuah hasil menang atau kalah dalam pertarungan
¤ Menguasai semua teknik fisik siatas dengan baik
• Semua teknik materi fisik
¤ Menguasai teknik mengontrol keadaan diri sendiri
• Teknik mental
• Teknik ketenangan
• Teknik keada’an
• Dan teknik melihat sela terbuka dari lawan
Dan terakhir yang harus di kuasai dalam sambung yaitu
¤ Menguasai keseluruhan pernapasan
• Pernafasan
Diatas merupakan materi dasar sambung dalam gaya bebas / prok , meskipun bebas tetap peraturan di dalam lingkaran lapangan ketika menyerang pasti ada dan harus diikuti.
Sekian Artikel tentang Teknik Dasar Sambung Gaya Bebas | Seni Beladiri Pencak Silat Nu Pagar Nusa
Semoga bermanfaat dan membantu sedulur pagar nusa dalam mempelajari dan menguasai materi pagar nusa terutama di materi sambung yang membutuhkan ketahanan fisik prima dan ketenangan mental yang luar biasa
Share:

Profil Gus Ma'sum




Beliau akrab dipanggil Gus Maksum adalah seorang Ulama,kyai,guru spiritual,petani,peternak dan pengayom Masyarakat,Gus Maksum adalah seorang pendekar sejati yang sangat teguh pendirian,tegas dalam bersikap dan paling tidak suka pada segala bentuk kemungkaran lugas dalam berbicara,lembut,sederhana dan bersahaja dalam penampilan kesehariannya.
Tokoh kelahiran Kanigoro,Kras Kediri 8 Agustus 1944 adalah pribadi yang unik,seunik penampilannya yang selalu berambut gondrong,bersarung,kadangkala bersandal bakiak,berpakaian seadanya,tidak makan nasi/ngrowot dan beragam keunikan lainnya.

Beliau wafat pada hari senin 22 Desember 2003, Meninggalkan suri tauladan bagi santri dan masyarakat Serta mewarisi keilmuan silat yang sempurna IKATAN PENCAK SILAT NU PAGAR NUSA.
Oleh karena itu selayaknya profil beliau kita abadikan agar kita dapat lebih mengenal beliau yang bukan saja seorang pesilat tapi banyak sisi lain yang bisa kita pelajari,sebab beliau tidak hanya konsens disatu bidang saja.disamping itu agar jasa-jasa beliau tidak hilang begitu saja dilupakan,sehingga generasi mendatang bisa meneladani hal-hal positif yang telah ia torehkan.
Ayah Gus Maksum adalah KH.Abdullah Jauhari bin KH.Fadil Batokan daerah yang masuk kecamatan semen Kediri.Ibu Beliau adalah Nyai Hj.Aisyah putrid dari KH.Abdul Karim pendiri Pondok Pesantren Lirboyo Kediri
Sejak si jabang bayi masih dalam kandungan,Kiai Jauhari dan Nyai Aisyah biasa membacakan Al-Qur’an,Asmaul Husna,Wirid,Shalawat dengan harapan agar kelak bayi yang dilahirkan menjadi seorang anak yang berguna bagi Agama,Nusa dan Bangsa.
Bayi itu kemudian di namakan Muhammad Abdullah Maksum,Waktu terus berjalan bayi itupun beranjak besar tumbuh sebagai anak yang sehat dan bungsu dari ketiga kakak perempuan.wajar jika ia sangat diistimewakan dalam pandangan orang tuanya.
Namun walaupun diistimewakan Gus Maksum kecil bukanlah anak yang manja,justru ia sangat rajin membantu orang tuanya dan sangat patuh terhadap mereka,tak pernah membantah apa yang diperintahkan kedua orang tuanya.Kepatuhan ini bahkan tetap dibawanya sampai ahir hayat.
Gus Maksum kecil sangat cerdas,sejak dini ia sudah dikenalkan dengan ilmu agama,ia bersama ketiga kakak perempuannya dididik langsung oleh Kiai Jauhari dengan pengawasan sangat ketat,setiap jam 01.00 dini hari,Mereka di bangunkan mengambil air wudlu dan shalat malam,kemudian dilanjutkan mengkaji pelajaran.Hal ini berlangsung hingga Gus Maksum kecil pindah kepesantren kakeknya Lirboyo.
Pendidikan formalnya dimulai di sekolah dasar di Kanigoro dan kemudian melanjutkan kejenjang sekolah lanjutan tingkat pertama di pondok pesantren Lirboyo.Dalam membaca Al-Qur’an beliau dibimbing langsung oleh kakeknya KH.Abdul Karim dan Nyai Hj.Khadijah Karim,hingga tak heran ia dikenal sangat fasih dalam melafalkan Ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Selama menetap di Lirboyo,Beliau banyak menimba ilmu Agama kepada beberapa kiai di Kediri dan sekitarnya seperti Kyai Jamaludin Batokan,Kyai Jufri,Mbah JIPANG, jipang akronim dari ngaji gampang,nama aslinya adalah Kyai Muhammad Batokan.
Jiwa pesantren sangat melekat pada diri Gus Maksum diantaranya adalah kesederhanaan,kesopan santunan,kepedulian social,dan kepatuhan kepada orang tua dan guru.jiwa pesantren itulah yang membentuk kepribadiannya sejak kecil hingga tua.Kesalehan pribadi dan sosialnya itu hasil dari pendidikan pesantren yang di enyamnya.
Pertama mengenal silat dari belajar dari seorang pesilat,pengembara dari rengas dengklok,kerawang Jawa Barat (aliran cikaret,cikalong) bernama A.Fathoni metode yang diajarkan setahap demi setahap kemudian dikembangkan secara otodidak ilmu silat yang dipelajari diperdalam sedikit demi sedikit sehingga menjadi permainan silat yang sangat atraktif dan menarik.
Selanjutnya Gus Maksum mengembara dari satu guru silat keguru yang lainnya tanpa meninggalkan mengaji dan sekolah.
Diawali dari guru silat disekitar Kediri,guru silatnya diantaranya,Kyai Kasidak (tinggal antara Kediri Blitar) H.Munawar Jabang Kediri,Bapak Muhajir Mondo Kediri,H.Zaenal Kediri.
Masa muda adalah masa yang indah,kadang-kadang seseorang melalui masa mudanya dengan bersenang-senang,santai bahkan cendrung berfoya-foya.Tapi hal itu tidak berlaku bagi Gus Maksum,Masa muda beliau banyak dihabiskan untuk mempelajari segala yang diperlukan sebagai bekal dihari tua,Mengaji,Sekolah,riadlah,belajar silat dan olah kanuragan adalah rutinitas masa mudanya.Beliau sering member nasehat “ TIDAK ADA KAMUS UNTUK BERFOYA-FOYA DALAM MENJALANI KEHIDUPAN,PEMUDA YANG MENGHABISKAN WAKTUNYA HANYA DENGAN KESENANGAN TEMPORAL BELAKA ADALAH PEMALAS YANG MISKIN IDENTITAS,KERING KREATIVITAS DAN HAMPA MILITANSI,TYPE MANUSIA YANG KEMANA ANGIN BERHEMBUS KESANA IA REBAH DAN TERJATUH” Oleh karena itu hari hari Gus Maksum selalu diisi denagn belajar dan belajar.Tidak ada waktu kosong untuk berleha-leha,seluruh waktunya digunakan untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat.
Dalam olah batin dan kanuragan,beliau mempelajari dengan mengembara dari satu guru keguru yang lainya seperti halnya dengan silat,Beberapa Guru yang pernah disinggahi antara lain,Kiai Mansur Kali Pucung Blitar ( yang masih termasuk kakeknya dari jalur bapak ) selanjutnya Kiai Ahmad Kemuning Kediri,Kiai Ibrahim Banjar melati Kediri,Habib Jufri Mrican Kediri,dan Habib Baharun Mrican Kediri.
Guru beliau yang paling berpengaruh adalah Kyai Mahrus Ali dan Kyai Ya’kub (Lirboyo) kedua orang ini sangat terkenal memiliki kemampuan silat dan ilmu kanuragan yang mumpuni dan banyak memiliki ilmu karomah warisan wali songo.
Merasa belum puas dengan ilmu yang diperolehnya,Gus Maksum kembali mengembara kebeberapa pelosok nusantara diantaranya ke daerah Jawa Barat dan akhirnya sampailah ke Cirebon tepatnya ke Buntet Pesantren,disana beliau berguru langsung kepada kyai Ilyas dan Kyai Busro dan beberapa kyai buntet yang lainya yang masih keturunan Kyai Abbas Cirebon.
Share:

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.